Senin, 20 Agustus 2012


PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MEMANFAATKAN
LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR MELALUI
DISKUSI KKGMP
DI SMPS ST. CLEMENS BOAWAE

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada pelatihan
penguatan kompetensi Kepala Sekolah dan Pengawas
di NTT

Oleh

Daniel Tai,S.Pd
NIP. 19711512  20701 1 019

logo warna yang diperdakan.jpg









PEMERINTAH KABUPATEN NAGEKEO
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
TAHUN 2011



PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MEMANFAATKAN
LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR MELALUI
DISKUSI KELOMPOK KERJA GURU DI SMPS ST. CLEMENS BOAWAE

Oleh :

Daniel Tai,S.Pd


ABSTRAK

             Salah satu setrategi pembelajaran yang sesuai dengan hal tersebut  adalah pembelajaran dengan pendekatan Pakem.Dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar maka implementasi pembelajaran pakem akan memungkinkan siswa bisa mengembangkan kreativitas, motivasi dan partisipasinya dalam pembelajaran . Dari hasil pantauan calon peneliti selaku pengawas sekolah, selama ini  para guru di SMPS St. Clemens Boawae , sangat jarang dan bahkan tidak pernah memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
Begitu pula dalam KKG, kemampuan guru berdiskusi masih kurang aktif dan kreatif, sehingga kemampuan guru memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar belum baik. Berdasarkan latar belakang di atas, maka  permasalahan yang dapat dirumuskan adalah:
1. Apakah dengan diskusi Kelompok Kerja Guru (KKG) dapat meningkatkan kemampuan guru dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar di SMPS St. Clemens Boawae

2. Apakah kelemahan dan kelebihan pelaksanaan diskusi Kelompok Kerja Guru (KKG) terhadap peningkatan kemampuan guru dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber  belajar di SMPS St. Clemens Boawae
Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas maka penelitian tindakan sekolah ini
dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan kemampuan guru dalam memanfaatkan
lingkungan  sekolah sebagai sumber belajar dan untuk mengetahui kelemahan dan
kelebihan pelaksanaan diskusi Kelompok Kerja   Guru (KKG) terhadap peningkatan
kemampuan guru dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber  belajar di
SMPS St. Clemens Boawae
            Penelitian ini dirancang dalam bentuk Penelitian Tindakan Sekolah yang
direncanakan dilaksanakan dalam dua siklus,dimana setiap siklusnya dilaksanakan dalam
dua sampai tiga kali  pertemuan. Adapun subyek penelitian ini adalah guru-guru di SMPS
St. Clemens Boawae
yang terdiri dari enam orang guru kelas dan dua orang guru bidang studi.
     Pelaksanaan penelitian ini diawali dengan pengumpulan data dengan menggunakan format observasi,instrumen penilaian skenario pembelajaran dan instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran. Selanjutnya data yang sudah terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis diskriptif yang hasilnya adalah sebagai berikut :
Pada siklus I nilai rata-rata yang diperoleh dari sikap guru berdiskusi diskusi adalah 79,38
katagori”cukup,sedangkan pada siklus II nilai rata-rata yang diperoleh adalah 84,88,
katagori “baik”,nilai rata-rata yang diperoleh dari penilaian skenario pembelajaran pada
siklus I yaitu 78,75 katagori “cukup” sedangkan pada siklus II nilai rata-rata yang
diperoleh adalah 82,50, nilai rata-rata yang diperoleh dari penilaian pelaksanaan
pembelajaran pada siklus I yaitu 78,33 katagori “cukup”, sedangkan pada siklus II nilai
rata-rata yang diperoleh adalah 82,08 katagori “baik”.Melihat nilai rata-rata yang diperoleh
dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa dari siklus I ke siklus II , terjadi
peningkatan nilai rata-rata yang diperoleh dari masing-masing komponen yang di observasi
maupun yang dinilai, yang berarti pembinaan dan bimbingan melalui pendekatan diskusi
kelompok kerja guru  dapat meningkatkan kemampuan guru dalam pemanfaatan
lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Berdasarkan keberhasilan tersebut di atas
disarankan kepada guru-guru di SMPS St. Clemens Boawae
agar lebih mengoptimalkan pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dengan memperbanyak variasi metode pembelajaran dalam penyusunan skenario pembelajaran maupun dalam  pelaksanaan pembelajaran.                                 



KATA PENGANTAR



Puji syukur yang berlimpah penulis haturkan kepada Yang Maha Kuasa karena atas berkat dan rahmatNYA yang berlimpah maka penulis dapat  menyelesaikan tulisan ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
       Penelitian ini berjudul “PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM
MEMANFAATKAN  LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR
MELALUI   DISKUSI KELOMPOK KERJA GURU (KKG ) DI SMPS St. Clemens
Boawae bertujuan meningkatkan kemampuan guru dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar melalui diskusi  dalam kelompok kerja guru (KKG).
        Laporan hasil  penelitian tindakan sekolah ini dapat terselesaikan tidak berkat dukungan dari berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan,motivasi,materi serta fasilitas pendukung lainnya.Untuk itu melalui kesempatan ini,disampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada :
1.      Tim pengembang P4TK  Seni Budaya Sleman Yogyakarta yang telah setia membimbing penulis dalam menyelesaikan tulisan ini.
2.      Kepala Sekolah dan guru-guru SMPS St. Clemens Boawae
yang telah menyediakan kondisi dan fasilitas pelaksanaan penelitian, sehingga  seluruh kegiatan penelitian dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana.
3.      Semua pihak  yang  telah  membantu  dan  memberikan  dorongan selama  kegiatan      
sampai pelaporan hasil penelitian ini dapat terselesaikan.
           
              Terima kasih.
                                                                                  
Peneliti



LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian
Peningkatan Kemampuan Guru dalam Memanfaatkan Lingkungan Sekolah sebagai Sumber Belajar melalui Diskusi Kelompok Kerja Guru(KKG) di SMPS St. Clemens Boawae.




                                                                               
                                                                                         Boawae ,September  2011                                 
Pembimbing




…………..
NIP………………..                    

Peneliti




Daniel Tai,S.Pd
NIP.10711512 200701  1 019







Mengetahui,
Koordinator …………….

…………………………
                            NIP…………..















DAFTAR  ISI
 
 
Halaman Judul ..................................................................................................     
Halaman Pengesahan ........................................................................................       
Abstrak .............................................................................................................     
Kata Pengantar .................................................................................................    
Daftar Isi ..........................................................................................................
BAB I      PENDAHULUAN 
A.Latar Belakang Masalah .........................................................     
B.Identifikasi Masalah ...............................................................    
C.RumusanMasalah ...................................................................     
D.Pemecahan Masalah ...............................................................    
E.Tujuan dan Manfaat Penelitian ..............................................     
BAB II     KAJIAN PUSTAKA
A..Pemanfaatan Lingkungan Sekolah sebagai Sumber Belajar...   
B.Diskusi Kelompok Kerja Guru............................................    
BAB III     METODOLOGI PENELITIAN
           A.Lokasi Penelitian ...................................................................     
           B.Perencanaan Tindakan ...........................................................      
           C.Pelaksanaan Tindakan ...........................................................     
1.  Siklus I ......................................................................     
2.Siklus II  ............................................................................     
BAB IV     HASIL DAN PEMBAHASAN
A.Hasil Penelitian.....................................................................    
B.Pembahasan ..........................................................................       
BAB V      SIMPULAN DAN SARAN
A.     Simpulan ...........................................................................      
B.     Saran .....................................................................................        
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................








Halaman
i
ii
iv
v

1
3
4
4
5

6
7

9
9
11
11
16

19
26

27
  27
  28
 


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah
           Berpijak pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berlaku sekarang  ini, memerlukan strategi baru terutama dalam kegiatan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran yang sebelumnya lebih banyak didominasi oleh peran guru (teacher centered) diperbaharui dengan sistem pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Dalam implementasi KTSP guru harus mampu memilih dan menerapkan model, motode atau setrategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi sehingga mampu mengembangkan daya nalar siswa secara optimal. Dengan demikian dalam pembelajaran guru tidak hanya terpaku dengan pembelajaran di dalam kelas, melainkan guru harus mampu melaksanakan pembelajaran dengan motode yang variatif.
Disamping itu sesuai dengan pendekatan PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif dan Menyenangkan), guru harus mampu menghadapkan siswa dengan dunia nyata sesuai dengan yang dialaminya sehari-hari.
Salah satu setrategi pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan Pakem yang memungkinkan bisa mengembangkan kreativiats, motivasi dan partisipasi siswa dalam pembelajaran adalah dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Hal ini juga sesuai dengan salah satu pilar dari pendekatan contekstual yaitu masyarakat belajar (learning commonity). Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu cara belajar yang disarankan dalam KTSP sebagai upaya mendekatkan aktivitas belajar siswa pada berbagai fakta kehidupan sehari-hari di sekitar lingkungan siswa. Memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar menjadi alternatif setrategi pembelajaran untuk memberikan kedekatan teoritis dan praktis bagi pengembangan hasil belajar siswa secara optimal. Ekowati (2001) mengatakan, memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar merupakan bentuk pembelajaran yang berfihak pada pembelajaran melalui penggalian dan penemuan (experiencing) serta keterkaitan (relating) antara materi pelajaran dengan konteks pengalaman kehidupan nyata melalui kegiatan proyek. Pada pembelajaran dengan setrategi ini guru bertindak sebagai pelatih metakognitif yaitu membantu pebelajar dalam menemukan materi belajar, mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan dalam pembuatan laporan dan dalam penampilan hasil dalam bentuk presentasi.
Dari hasil pantauan calon peneliti, selama ini  para guru masih sangat jarang memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Lingkungan  sekolah  tidak  lebih  hanya  digunakan sebagai tempat bermain-main siswa pada saat istirahat. Kalau tidak jam istirahat, guru lebih sering  memilih mengkarantina siswa di dalam kelas, walaupun misalnya siswa sudah merasa sangat jenuh berada di dalam kelas.
Seperti observasi awal yang dilakukan di SMPS St. Clemens Boawae, guru-guru di sekolah tersebut memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar hanya dua sampai tiga kali dalam satu semester. Guru lebih sering menyajikan pelajaran di dalam kelas walaupun materi yang disajikan berkaitan dengan lingkungan sekolah. Dari wawancara yang dilakukan calon peneliti, sebagian besar guru mengaku enggan mengajak siswa belajar di  luar kelas, karena alasan susah mengawasi. Selain itu ada guru yang menyampaikan bahwa mereka tidak bisa dan tidak tahu dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
Untuk mengatasi hal itu perlu adanya diskusi kelompok diantara para guru kelas dalam bentuk KKG untuk mendiskusikan masalah pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
         Dalam kegiatan diskusi tersebut para guru bisa membagi pengalaman dalam pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar untuk mencapai hasil belajar yang optimal.  Penelitian Nur Mohamad dalam Ekowati (2001) menunjukkan diskusi kolompok memiliki dampak yang amat positif bagi guru yang tingkat pengalamannya rendah maupun yang tingkat pengalamannya tinggi.
Bagi guru yang tingkat pengalamannya tinggi akan menjadi lebih matang dan bagi guru yang tingkat pengalamannya rendah akan menambah pengetahuan.  Keunggulan diskusi kelompok melalui KKG adalah keterlibatan guru bersifat holistic dan  konprehensip   dalam   semua   kegiatan.  Dari   segi  lainnya  guru  dapat  menukar
 pendapat,   memberi saran, tanggapan dan berbagai reaksi sosial dengan teman seprofesi sebagai peluang bagi mereka untuk meningkatkan kemampuan dan pengalaman.
B. Identifikasi Masalah.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, serta hasil pengamatan peneliti melalui supervisi,maka dapat diidentifikasi masalahnya sebagai berikut:
1. Pendekatan pembelajaran lebih banyak didominasi oleh peran guru, dan guru satu-satunya sumber belajar,selain buku paket.
2. Pembelajaran yang dikembangkan di kelas – kelas kelihatannya  lebih ditekankan pada pemikiran reproduktif, menekankan pada hafalan dan mencari satu jawaban benar terhadap soal-soal yang diberikan.
     3. Dalam  kegiatan  pembelajaran guru belum mampu menerapkan model, motode atau setrategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi yang diajarkan sehingga kurang mengembangkan daya nalar siswa secara optimal.
4. Dalam proses pembelajaran guru sangat jarang memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar,walaupun materi pelajaran ada kaitannya dengan lingkungan sekolah.
5. Kegiatan  Kelompok  Kerja   Guru  (KKG) belum dimanfaatkan  dan dilaksanakan secara optimal.      
C.  Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas,maka dalam penelitian tindakan sekolah ini difokuskan pada penelitian masalah memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah  kemampuan guru  dalam  memanfaatkan  lingkungan  sekolah sebagai
sumber  belajar dapat ditingkatkan melalui diskusi Kelompok Kerja Guru di SMPS St. Clemens Boawae?.
2. Apakah kelemahan dan kelebihan pelaksanaan diskusi Kelompok Kerja Guru (KKG) terhadap peningkatan kemampuan guru dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber  belajar di SMPS St. Clemens Boawae?
D.  Pemecahan Masalah
Berdasarkan pada rumusan masalah diatas, dapat ditentukan hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan sekolah ini adalah : Diskusi Kelompok Kerja Guru (KKG), dapat meningkatkan kemampuan guru dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber  belajar di SMPS St. Clemens Boawae.




E. Tujuan  dan Manfaat Penelitian
     1.  Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari dilaksanakan penelitian tindakan sekolah ini adalah :
           Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam memanfaatkan lingkungan        sekolah sebagai sumber belajar melalui diskusi Kelompok Kerja Guru (KKG) di SMPS St. Clemens Boawae.
     2.  Manfaat Penelitian
Hasil Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan memberikan manfaat yang berarti bagi :
a.       Guru:
Dapat menyempurnakan metode pembelajaran yang  diterapkan di  sekolah sehingga dapat meningkatkan kreativiats, motivasi dan hasil belajar siswa.
b.      Sekolah:
 Dapat memberikan motivasi bagi guru-guru yang lain untuk  menyempurnakan metode dan setrategi pembelajaran yang diterapkan di sekolah dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.
c.       Pengawas sekolah:
 Dapat membantu dalam membimbing dan pengawas guru  dalam pelaksanaan tugasnya sehingga dapat meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru.








                                                                   BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.  Pemanfaatan Lingkungan Sekolah sebagai Sumber Belajar
Sumber belajar masyarakat dapat digunakan untuk kepentingan proses pembelajaran sains, ilmu sosial dan yang lainnya, salah satunya melalui survei wilayah. Melalui survei wilayah siswa akan menemukan sumber belajar di masyarakat sehingga mampu menumbuhkan motivasi untuk memperkaya nilai-nilai hasil belajar guna dapat meningkatkan pemahaman dan peningkatan materi pelajaran. (Sarman, 2005 : 3) 
Nilai-nilai kegunaan sumber belajar masyarakat adalah : (1) menghubungkan kurikulum dengan kegiatan-kegiatan masyarakat akan mengembangkan kesadaran dan kepekaan terhadap masalah sosial; (2) menggunakan minat-minat pribadi peserta didik akan menyebabkan belajar lebih bermakna baginya;
(3) mempelajari kondisi-kondisi masyarakat merupakan latihan berpikir ilmiah (scientif methode); (4) mempelajari masyarakat akan memperkuat dan memperkaya kurikulum
melalui pelaksanaan praktis didalam situasi sesungguhnya; (5) peserta didik memperoleh pengalaman langsung yang kongkrit, realistis dan verbalisme. (Douglas dan Mill dalam Rusyan 2001 : 152)  
Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar mengarahkan anak pada peristiwa atau keadaan yang sebenarnya atau keadaan yang alami sehingga lebih nyata, lebih faktual dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan.
  Manfaat nyata yang dapat diperoleh dengan memanfaatkan lingkungan ini adalah : (1) menyediakan berbagai hal yang dapat dipelajari anak, (2) memungkinkan terjadinya proses belajar yang lebih bermakna (meaningful learning), (3) memungkinkan terjadinya proses pembentukan kepribadian anak, (4) kegiatan belajar akan lebih menarik bagi anak, dan (5) menumbuhkan aktivitas belajar anak (learning aktivities). (Badru Zaman, dkk. 2005)  
B.  Diskusi Kelompok Kerja Guru.
            Kelompok Kerja Guru (KKG) adalah bentuk kegiatan yang beranggotakan guru-guru mata pelajaran, dimana tujuan kegiatannya adalah untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi mereka sesuai kelas yang dipegang. Bentuk kegiatan KKG bisa berupa diklat, simulasi, diskusi atau yang lainnya.
Kemudian diskusi kelompok adalah suatu kegiatan belajar yang dilakukan secara bersama-sama. Diskusi kelompok pada dasarnya memecahkan persoalan secara bersama-sama. Artinya setiap anggota turut memberikan sumbangan pemikiran dan pendapat dalam memecahkan persoalan tersebut. Diskusi kelompok adalah suatu kegiatan belajar untuk memecahkan persoalan secara bersama-sama, sehingga akan memperoleh hasil yang lebih baik. (Tabrani dan Daryani dalam Kasianto,2004)
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa diskusi kelompok adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai pengalaman individu dalam interaksinya dengan lingkungan yang dilakukan secara bersama-sama atau berkelompok.
Ischak.SW dan Warji R. (dalam Kasianto,2004) mengemukakan beberapa petunjuk dalam pelaksanaan diskusi kelompok, yaitu :
a. Pilihlah teman yang cocok untuk bergabung dalam belajar kelompok. Jumlah setiap kelompok terdiri dari 5 hingga 7 orang.
b. Tetapkan siapa sebagai pemimpin yang akan memimpin jalannya diskusi atau belajar kelompok.
c. Hentaskan persoalan satu persatu dengan memberi kesempatan kepada anggota untuk mengajukan pendapatnya. Dari pendapat yang masuk dikaji bersama-sama mana yang paling tepat.
     (Ischak.SW dan Warji R. dalam Kasianto,2004)
                  Dari uraian di atas,maka di dalam pelaksanaan diskusi kelompok perlu diperhatikan pembentukan kelompok,penetapan pimpinan kelompok,penetapan masalah yang akan dibahas dan pencatatan kesimpulan hasil diskusi kelompok.




BAB. III
METODOLOGI PENELITIAN
A.   Lokasi Penelitian
          Penelitian Tindakan Sekolah ini berlokasi di SMPS St. Clemens Boawae, yang ditujukan pada guru mata pelajaran. Adapun alasan utamanya adalah dari hasil pengamatan dan  informasi dari guru,bahwa hampir semua guru jarang dan bahkan tidak pernah memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
B.   Perencanaan Tindakan
   Bentuk tindakan dalam penelitian ini berupa supervisi (bimbingan kelompok) kepada guru-guru melalui KKG, agar mampu menyusun skenario pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar secara efektif. Secara rinci bentuk tindakan dalam penelitian ini adalah :
1. Menyampaikan informasi tentang pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai  sumber belajar.
2. Membimbing  guru  menyusun  skenario  pembelajaran  yang  berkaitan   dengan pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
3. Membimbing  guru  dalam  memanfaatkan  lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
4. Membimbing guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan
lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
    Prosedur penelitian yang dilakukan adalah menggunakan model penelitian  tindakan sekolah yang dikembangkan oleh Kemmis & Taggart (2000), dimana pada prinsipnya ada empat tahap kegiatan yaitu, perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (action), observasi dan evaluasi proses tindakan (observation and evaluation) dan melakukan refleksi (reflecting). 
.        Alur penelitian secara keseluruhan dapat digambarkan sebagai berikut :
Oval: Siklus IIOval: Siklus I
            





Text Box: Perencanaan
Text Box: Perencanaan
 
         
Text Box: TindakanText Box: Tindakan  

Text Box: ObservasiText Box: Observasi             

               
Text Box: RefleksiText Box: Refleksi 
                Gambar 0.1. Alur Penelitian
          Secara rinci prosedur tindakan yang dilakukan adalah :
1.  Membagi guru dalam dua kelompok kecil.
2. Peneliti memberi penjelasan tentang pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
3. Guru  menyusun  skenario  pembelajaran  dengan  memanfaakan  lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dalam diskusi kelompok.
        4.   Peneliti membimbing kelompok guru dalam menyusun skenario    pembelajaran.
          5.  Wakil  kelompok guru mempresentasikan  skenario pembelajaran.
6. Peneliti memberi masukan terhadap skenario pembelajaran yang telah dibuat kelompok guru.
          7. Guru melaksanakan skenario pembelajaran dalam proses pembelajaran yang sebenarnya.
         8. Peneliti mengevaluasi kemampuan guru dalam mengimplementasikan skenario pembelajaran.
          9. Dalam kelompok diskusi guru berbagi pengalaman terkait dengan pelaksanaan pembelajaran yang memanfaakan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
         10. Target yang diharapkan:
a. Guru  mampu  membuat  skenario pembelajaran  dengan memanfaakan   lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
b. Guru mampu melaksanakan pembelajaran dengan memanfaakan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
c. Guru mampu berdiskusi secara aktif dan kreatif,dan mampu memanfaatkan  diskusi kelompok kerja guru secara efektif dan efesien dalam memecahkan masalah yang terkait dengan kegiatan pembelajaran.

C.  Pelaksanaan Tindakan.
     1. Siklus I
a. Perencanaan Penelitian.
 Kegiatan penelitian ini direncanakan berlangsung selama dua siklus,mulai bulan
Agustus s/d bulan Oktober 2011 di SMPS St. Clemens Boawae,  pada jam
sekolah 07.15-13.00.
Perencanaan penelitian meliputi:
1). Pertemuan  dengan  Kepala  Sekolah  dan guru - guru, menginformasikan  tentang pelaksanaan penelitian.
2). Peneliti  menyiapkan  skenario diskusi kelompok yang akan dilaksanakan selama proses tindakan.
3). Peneliti  menyiapkan instrumen  penelitian ( lembar observasi, lembar  penilaian   kemampuan  guru).
b. Pelaksanaan Penelitian.
Pada tahap pelaksanaan merupakan tahap inti dimana pelaksanaan diskusi KKG berlangsung dengan langkah-langkah berikut.
  1). Pertemuan I
Peneliti memberi arahan umum pemanfaatan lingkungan  sekolah sebaga
sumber belajar
2). Pertemuan II
    a). Guru melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan  lingkungan sekolah sebagai sumber belajar sesuai skenario pembelajaran yang dimiliki.
      b). Peneliti melakukan penilaian pada guru terkait dengan implementasi pembelajaran sesuai skenario yang dibuat.
3).  Pertemuan III
    a).  Kelompok kerja guru melakukan diskusi tentang kendala-kendala pelaksanakan pembelajaran dengan  memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
    b). Peneliti melakukan bimbingan dalam kelompok, terkait dengan pembelajaran yang diterapkan guru. dan merevisi  skenario  pembelajaran  sehingga  menghasilkan skenario pembelajaran yang sesuai dengan pakem.    





c. Observasi dan Evaluasi
         Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan yaitu pada saat diskusi KKG baik pada pertemuan I, II dan III.
        Tahap observasi bertujuan untuk mengetahui kerjasama ,kreativitas,perhatian, maupun presentasi yang dilakukan guru dalam menyusun skenario  pembelajaran maupun dalam melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
Pelaksanaan observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi:
Tabel. 3.1.Format Observasi
NO
Nama Guru
Aspek yang diobservasi
Jumlah
Skor
Mak.100
Kerjasama
Aktivitas
Perhatian
Presentasi
(1- 10 )
(1 – 40)
(1 – 20)
(1- 30)
























































     
 Adapun skala penilaian yang digunakan adalah skala Likert dengan 5 katagori sikap yaitu:sangat tinggi, tinggi, rendah, sedang dan sangat rendah. Penilaian dilakukan dengan memberi skor pada kolom yang tesedia dengan ketentuan sebagai berikut : skor 5 = sangat tinggi, skor 4 = tinggi, skor 3 = sedang, skor 2 = rendah, dan skor 1 = sangat rendah. Untuk mendapatkan nilai digunakan rumus :
NK= Jumlah skor  perolehan  x 100
         Jumlah skor maksimal
 
                
                  Setelah diperoleh nilai,maka nilai tersebut ditransfer ke dalam bentuk kualitatif untuk memberikan komentar bagaimana kualitas sikap guru yang diamati dalam diskusi KKG, penyusunan skenario  pembelajaran dan penilaian pelaksanaan pembelajaran dengan kriteria penilaian acuan patokan skala lima sebagai berikut:
Tabel. 3. 2. Kreteria Penilaian Acuan Patokan Skala Lima
NO
Rentang Nilai
Kreteria
1
90 – 100
A=Baik Sekali
2
80 – 89
B=Baik
3
65 – 79
C=Cukup
4
55 – 64
D=Kurang
5
0  - 54
E=Sangat kurang
 Sutrisno Hadi (2000).
 Tahap evaluasi dilakukan pada akhir tindakan yang bertujan untuk mengetahui tingkat kemampuan guru dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
Pelaksanaaan evaluasi dilakukan dengan menggunakan lembar penilaian skenario pembelajaran dan lembar penilaian pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut:                              



Tabel.3.3. Format Penilaian Skenario Pembelajaran
NO
Nama Guru
Aspek yang dinilai
Jumlah
Skor
(1-5)
1
2
3
4































































       Keterangan :
1. Skenario pembelajaran sekurang-kurangnya memuat standar kompetensi, kompotensi dasar, indikator, materi pelajaran, alat/media, sumber belajar dan penilaian.
2. Kesesuaian  antara  materi  pelajaran  dengan media dan setrategi pembelajaran
3. Kaitan antara materi pelajaran dengan pemilihan sumber belajar
4. Kesesuaian antara tujuan pembelajaran dengan sumber bahan dan  penilaian.

Tabel. 3. 4. Format Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran
NO
Nama Guru
Aspek yang dinilai
Jumlah
Skor
(1-5)
1
2
3
4
5
6








































































Keterangan :
1. Kegiatan pendahuluan ( apersepsi dan motivasi )
2. Kegiatan inti pelaksanaan pembelajaran secara keseluruhan
3. Kemampuan guru mengkaitkan materi pelajaran dengan lingkungan sekolah.
4. Kemampuan guru memberi contoh-contoh riil yang ada di lingkuan sekolah.
5. Kemampaun membuat evaluasi berkaitan dengan pemanfaatan lingkungan sekolah
sebagai sumber belajar. 
6.  Penutup pelajaran (memberi penguatan, memberi PR tentang pemanfaatan
     lingkungan sekolah.)
d.  Refleksi
    Berdasarkan hasil observasi selama berlangsungnya kegiatan dan hasil evaluasi pada akhir pertemuan siklus dilakukan refleksi. Hasil refleksi ini dijadikan acuan untuk merencanakan penyempurnaan dan perbaikan siklus berikutnya. Semua tahap kegiatan tersebut mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan maupun observasi dan evaluasi dilakukan secara berulang-ulang melalui siklus–siklus sampai ada peningkatan sesuai yang diharapkan yaitu mencapai angka katagori”baik” dengan rentang skor  80 - 89. Jika skor yang diperoleh kurang dari  80-89,berarti belum memenuhi target yang ditetapkan, maka perlu bimbingan pada siklus II
2. Siklus II
a. Perencanaan Penelitian.
     Pada tahap ini direncanakan supervisi (pembinaan) dengan menggunakan tehnik  diskusi  kelompok  kerja  guru,  tentang  pemanfaatan  lingkungan  sekolah
sebagai sumber belajar oleh guru kelas maupun guru bidang studi di SMPS St. Clemens Boawae yang belum mencapai hasil optimal dalam siklus I.
     Berdasarkan hasil observasi dan refleksi siklus I,dilakukan perbaikan terhadap strategi dan penyempurnaan pelaksanaan  bimbingan  di siklus II.
b. Pelaksanaan Penelitian.  
           Pada  prinsipnya langkah-langkah pelaksanaan tindakan pada  siklus I
diulang pada siklus II dengan memodifikasi dan perbaikan-perbaikan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.
   Kegiatan pada siklus II terdiri dari 2 (dua) kali pertemuan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
1). Pertemuan I
a).  Melalui kelompok kerja, guru mendiskusikan tentang permasalahan-permasalan atau hambatan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar,dalam menyusun skenario pembelajaran yang selanjutnya dicarikan pemecahannya. Kegiatan ini dibantu oleh guru yang dianggap  sudah cukup mampu dalam hal tersebut..
b). Guru mempresentasikan dan mensimulasikan hasil diskusi kelompoknya.
c). Guru  merevisi  dan  menyempurnakan   skenario  pembelajaran dengan   mengoptimalkan  pemanfaatan  lingkungan  sekolah sebagai sumber belajar.
2). Pertemuan II 
a). Guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas   dengan  menggunakan skenario pembelajaran yang sudah direvisi.
      b). Guru mendiskusikan dan menyempurnakan skenario pembelajaran yang lengkap dengan pemanfaatan  lingkungan  sekolah sebagai sumber belajar.
c). Guru mencatat kekurangan pembelajaran yang perlu diperbaiki dan disempurnakan.
c. Observasi dan Evaluasi.
    Observasi dilakukan peneliti saat guru berdiskusi tentang masalah atau hambatan  dan  pemecahannya  dalam  kegiatan  kelompok  kerja  guru baik  secara individu maupun kelompok.Observasi terhadap aspek sikap guru dilakukan dengan menggunakan format observasi yang sama dengan format observasi yang digunakan pada siklus I.
   Evaluasi dilakukan pada akhir pertemuan siklus II,dengan menggunakan format penilaian yang sama dengan format penilaian yang digunakan pada siklus I. Adapun aspek yang dinilai, serta cara menilai juga sama dengan penilaian pada siklus I.
d. Refleksi
  Berdasarkan hasil observasi selama berlangsungnya kegiatan dan hasil evaluasi pada akhir pertemuan siklus II,maka dilanjutkan dengan mengadakan refleksi terhadap kegiatan dan hasil  kegiatan yang sudah berlangsung.









BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.  Hasil Penelitian
1.  Siklus I
           Berdasarkan pengamatan awal di SMPS St. Clemens Boawae,  semua guru mata pelajaran  jarang  dan bahkan tidak pernah memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar,hal ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman dan kemampuan guru untuk memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.Selama ini guru lebih banyak menggunakan buku paket dan alat peraga yang dimiliki sekolah sebagai sumber belajar untuk melengkapi kegiatan pembelajaran di kelas. Demikian pula kegiatan pembelajaran di luar kelas sangat jarang dan bahkan tidak pernah dilakukan dengan alasan tidak cukup waktu , masalah keamanan dan keselamatan siswa.Hal ini sudah tentu kurang sesuai dengan pembelajaran yang menggunakan pendekatan pembelajaran aktif,kreatif,efektif dan menyenangkan(Pakem) yang harus dilaksanakan dalam penterapan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).  Kegiatan dalam siklus I ini, diawali dengan kegiatan diskusi kelompok kerja guru (KKG) tentang permasalahan yang dihadapi dalam pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar, dilanjutkan dengan informasi tentang  manfaat  lingkungan sekolah  sebagai sumber belajar bagi  siswa
dan implementasinya dalam proses belajar mengajar. Saat guru berdiskusi dalam kelompok kerja guru (KKG) pada siklus I, peneliti mengadakan observasi tentang sikap guru dalam berdiskusi yang hasilnya sebagai berikut :

Tabel. 4.1.1. Data Hasil Observasi
No
Nama Guru
Aspek yang diobservasi
Jumlah
Skor
Mak.
100
Kata
Gori
Kerjasama
Aktivitas
Perhatian
Presentasi
(1- 10)
(1 – 40)
(1– 20)
(1- 30)
1
Afrodita Eli Mite,S.Pd
8
30
15
27
80
B
2   
Laurentin H.B.Ros,S.Pd
8
30
16
26
80
B
3
Yosep Wuli,S.Si
8
30
15
27
80
B
4
Virgina Dede,S.Pd
8
30
15
27
80
B
5
Gratiana Kasi,S.Pd
8
31
16
26
81
B
6
Mathias Minggus,SM
8
33
16
22
79
C
7
Sebastianus Susu,S.Pd
8
29
18
23
78
C
8
Gabriela Nio,S.Ag
8
30
14
25
77
C
                    Jumlah
64
243
125
203
635

                     Rata-rata
8.00
30.38
15.63
25.38
79.38
C

Penilaian terhadap skenario pembelajaran dalam bentuk program perencanaan pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusum guru dalam siklus I,didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel.4.1.2. Data Hasil Penilaian Skenario Pembelajaran
No
Nama Guru
Aspek yang dinilai
Jumlah
Skor
Jumlah Nilai
Katagori
1
2
3
4
1
Afrodita Eli Mite,S.Pd
4
4
4
5
17
85
B
2   
Laurentin H.B.Ros,S.Pd
5
4
4
3
16
80
B
3
Yosep Wuli,S.Si
5
4
3
5
17
85
B
4
Virgina Dede,S.Pd
4
4
4
5
17
85
B
5
Gratiana Kasi,S.Pd
4
4
3
4
15
75
C
6
Mathias Minggus,SM
4
4
3
4
15
75
C
7
Sebastianus Susu,S.Pd
4
3
3
3
13
65
C
8
Gabriela Nio,S.Ag
5
4
3
4
16
80
B
                    Jumlah
34
31
28
33
126
630

                     Rata-rata
4.25
3.88
3.50
4.13
15.75
78.75
C
                           
    Sedangkan penilaian implementasi pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar  dalam kegiatan pembelajaran di kelas pada siklus I didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel.4.1.3. Data Hasil Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran
No
Nama Guru
Aspek yang dinilai
Jumlah
Skor
Jumlah
Nilai
Katagori
1
2
3
4
5
6
1
Afrodita Eli Mite,S.Pd
5
4
5
4
4
4
26
86.67
B
2   
Laurentin H.B.Ros,S.Pd
4
3
4
4
3
4
22
73.33
C
3
Yosep Wuli,S.Si
5
4
4
4
5
5
27
90.00
A
4
Virgina Dede,S.Pd
4
3
4
4
3
4
22
73.33
C
5
Gratiana Kasi,S.Pd
4
3
4
3
4
3
21
70.00
C
6
Mathias Minggus,SM
5
4
4
4
4
5
26
86.67
B
7
Sebastianus Susu,S.Pd
4
3
3
4
3
3
20
66.66
C
8
Gabriela Nio,S.Ag
4
4
4
4
4
4
24
80.00
B
                    Jumlah
34
28
32
32
30
32
188
626.67

                     Rata-rata
4.25
3.5
4
4
3.75
4
23.5
78.33
C

                         Data penelitian tindakan sekolah yang  diperoleh dari hasil observasi sikap guru dalam kegiatan diskusi kelompok kerja guru tentang pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar pada siklus I,hasilnya termasuk katagori “cukup” dengan rata-rata nilai 79,38. Hal ini menunjukkan bahwa guru dalam berdiskusi belum menampakkan kerjasama,aktivitas dan perhatian yang baik terhadap permasalahan pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar ,sehingga diperlukan  bimbingan yang lebih intensif.
                      Penilaian implementasi pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran di kelas,hasilnya termasuk katagori “cukup” dengan rata-rata nilai 78.33. Hal ini menunjukkan bahwa guru dalam mengimplementasikan pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar melalui kegiatan pembelajaran di kelas belum optimal,sehingga perlu peningkatan.
                       Dengan adanya hasil observasi dan penilaian pada kegiatan siklusI maka peneliti melakukan  refleksi. Dari refleksi terhadap seluruh kegiatan pada siklus I, maka ditemukan beberapa hambatan yang mengakibatkan belum optimalnya kemampuan guru memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.   
                       Adapun hambatan-hambatan tersebut,antara lain guru belum sepenuhnya memahami manfaat  lingkungan sekolah sebagai     sumber belajar, dan guru dalam  memilih sumber belajar dan memilih strategi pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah belum sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini terlihat dalam skenario pembelajaran guru pada: aspek 1. jenis sumber belajar dari lingkungan sekolah tidak tercantum, padahal materi pelajaran ada kaitannya dengan lingkungan sekolah;. aspek 2. Kesesuaian antara materi pelajaran dengan media dan setrategi pembelajaran masih kurang; aspek 4. Kesesuaian antara tujuan pembelajaran dengan sumber bahan,lebih banyak hanya mencantumkan buku paket sebagai satu-satunya sumber belajar.
Dari hasil refleksi pelaksanaan pembelajaran di kelas, hambatan-hambatan yang ditemukan adalah sebagai berikut : aspek 1.dalam kegiatan awal,guru tidak memberi informasi tujuan pembelajaran dan waktunya belum sesuai dengan  perencanaan;  aspek  2. kegiatan   inti,   langkah -   langkah    pembelajaran    masih                                                
didominasi  guru dengan metode ceramah sehingga kurang sesuai dengan pembelajaran aktif,kreatif,efektip dan menyenangkan (Pakem);aspek 3. Kemampuan guru mengkaitkan materi pelajaran dengan lingkungan sekolah belum optimal; aspek 6. Penutup pelajaran, guru kurang memberi penekanan tentang lingkungan sekolah. Hambatan-hambatan tersebut akan disempurnakan pada kegiatan siklus II.
2. Siklus II.
  Pada siklus II, kegiatan yang dilaksanakan adalah mendiskusikan hambatan- hambatan yang dialami dalam menyusun skenario pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran di kelas pada siklus I melalui kegiatan kelompok kerja guru (KKG). Adapun secara rinci uraian kegiatannya sebagai berikut :
  Dalam penyusunan skenario pembelajaran khususnya pada aspek  1, 2 dan 4 guru melakukan revisi, dipandu oleh guru yang sudah mampu,dengan bimbingan peneliti/pengawas. Dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas,terkait dengan hambatan pada aspek 1. kegiatan awal, aspek 2. kegiatan inti, aspek  3. kemampuan guru mengkaitkan materi pelajaran dengan lingkungan sekolah ,dan aspek 6.  penutup pelajaran, maka guru mendiskusikan kembali hambatan tersebut dalam kelompok kerja guru (KKG) dibimbing pengawas/peneliti. Sebelum pelaksanaan pembelajaran di kelas, terlebih dahulu dilakukan simulasi atau modeling dengan menggunakan anggota kelompok guru sebagai siswa.
          Sebagaimana kegiatan peneliti pada siklus I, maka kegiatan pada  siklus kedua pun dilakukan observasi,evaluasi dan penilaian. Hasil observasi terhadap sikap guru dalam berdiskusi pada siklus II dapat disajikan sebagai berikut :


Tabel.  4.2.1. Data Hasil Observasi

No
Nama Guru
Aspek yang diobservasi
Jumlah
Skor
Mak.100
Kata
Gori
Kerjasama
Aktivitas
Perhatian
Presentasi
(1- 10)
(1 – 40)
(1– 20)
(1- 30)
1
Afrodita Eli Mite,S.Pd
8
35
15
28
86
B
2   
Laurentin H.B.Ros,S.Pd
8
33
16
26
83
B
3
Yosep Wuli,S.Si
8
38
18
28
92
A
4
Virgina Dede,S.Pd
8
35
15
27
85
B
5
Gratiana Kasi,S.Pd
8
32
16
26
82
B
6
Mathias Minggus,SM
8
33
16
26
83
B
7
Sebastianus Susu,S.Pd
8
36
15
27
86
B
8
Gabriela Nio,S.Ag
8
34
14
26
82
B
                    Jumlah
64
276
125
214
679

                     Rata-rata
8.00
34.50
15.63
26.75
84.88
B

               Hasil penilaian terhadap skenario pembelajaran dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran(RPP) dapat disajikan sebagai berikut :

Tabel.4.2.2. Data Hasil Penilaian Skenario Pembelajaran
No
Nama Guru
Aspek yang dinilai
Jumlah
Skor
Jumlah Nilai
Katagori
1
2
3
4
1
Afrodita Eli Mite,S.Pd
4
4
4
5
17
85
B
2   
Laurentin H.B.Ros,S.Pd
5
4
4
4
17
85
B
3
Yosep Wuli,S.Si
4
4
4
5
17
85
B
4
Virgina Dede,S.Pd
4
4
4
5
17
85
B
5
Gratiana Kasi,S.Pd
4
4
4
4
16
80
B
6
Mathias Minggus,SM
4
4
4
4
16
80
B
7
Sebastianus Susu,S.Pd
4
4
4
4
16
80
B
8
Gabriela Nio,S.Ag
4
4
4
4
16
80
B
                    Jumlah
35
32
30
35
132
660

                     Rata-rata
4.38
4.00
3.75
4.38
16.50
82.50
B

           Hasil penilaian terhadap Pelaksanaan Pembelajaran dapat disajikan sebagai berikut:

Tabel.4.2.3. Data Hasil Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran

No
Nama Guru
Aspek yang dinilai
Jumlah
Skor
Jumlah
Nilai
Katagori
1
2
3
4
5
6
1
Afrodita Eli Mite,S.Pd
5
4
5
4
4
4
26
86.67
B
2   
Laurentin H.B.Ros,S.Pd
4
4
4
4
4
4
24
80.00
B
3
Yosep Wuli,S.Si
5
4
4
5
4
5
27
90.00
A
4
Virgina Dede,S.Pd
4
3
4
4
4
4
23
76.67
C
5
Gratiana Kasi,S.Pd
4
4
4
4
4
4
24
80.00
B
6
Mathias Minggus,SM
5
4
4
4
4
5
26
86.67
B
7
Sebastianus Susu,S.Pd
4
4
4
4
4
4
24
73.33
C
8
Gabriela Nio,S.Ag
4
4
4
4
4
4
24
80.00
B
                    Jumlah
35
30
33
33
32
34
197
656.67

                     Rata-rata
4.38
3.75
4.13
4.13
4.00
4.25
24.63
82.08
B
          
         Data yang diperoleh dari observasi sikap guru pada siklus II, setelah dianalisis ada peningkatan kearah perbaikan yaitu berada pada  katagori “baik”, dengan rata-rata nilai 84.88. Sedangkan untuk penilaian skenario pembelajaran dan penilaian   pelaksanaan pembelajaran,masing-masing juga ada peningkatan yang ke arah yang lebih baik yaitu: untuk skenario pembelajaran berada pada katagori “baik” dengan nilai rata-rata 82.50, dan untuk penilaian pelaksanaan pembelajaran di kelas berada pada katagori “baik” dengan nilai rata-rata 82.08. Dengan melihat hasil pada siklus II, maka refleksi terhadap hasil yang diperoleh peneliti pada siklus II ini adalah adanya peningkatan kemampuan guru memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata yang diperoleh dalam memprogramkan pembelajaran serta dalam implementasinya di kelas yang sudah menunjukkan adanya peningkatan kemampuan guru untuk memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar yang lebih baik.Sedangkan dari jumlah guru ,75% sudah mencapai kriteria yang ditetapkan.

B.  Pembahasan.
           . Dari 8 orang guru yang terlibat, 5 orang guru sudah mendapat skor dengan katagori “baik” sedangkan 3 orang dengan katagori “cukup”.Oleh karena itu dilanjutkan dengan tindakan siklus II yang hasilnya secara umum ada peningkatan ke arah yang lebih baik yaitu 75% guru sudah mendapatkan katagori baik dengan skor rata-rata 80 – 89.Hal ini sudah sesuai dengan kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Secara rinci perolehan nilai rata-rata peningkatan kemampuan guru memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar yaitu nilai rata-rata observasi hasil kegiatan diskusi 79,38 di siklus I menjadi 84,88 di siklus II ada peningkatan 5,5. kegiatan  penyusunan skenario  pembelajaran nilai rata-rata 78,75 di siklus I menjadi 82,50 di siklus II ada peningkatan 3,75, kegiatan pembelajaran atau dalam proses belajar mengajar nilai rata-rata 78,33 di sklus I menjadi 82,08 di siklus II, ada peningkatan 3,75.







BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan siklus I dan siklus II tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:
Ada peningkatan kemampuan guru dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar melalui pendekatan diskusi kelompok kerja guru (KKG) di SMPS St. Clemens Boawae.
B.  Saran
             Dari simpulan tersebut di atas, disarankan :
1.      Kepada guru-guru mata pelajaran ,khususnya guru di SMPS St. Clemens Boawae,  di dalam menyusun skenario pembelajaran agar memanfaatkan semaksimal mungkin lingkungan sekolah dan lingkungan siswa yang sesuai dengan materi pembelajaran sebagai sumber belajar,dan mengintensifkan diskusi KKG/MGMP dalam memecahkan masalah yang dihadapi.









DAFTAR PUSTAKA



Badru, Zaman, dkk. 2005. Media dan Sumber Belajar TK. Buku Materi Pokok PGTK 2304. Modul 1-9. Jakarta Universiats Terbuka.

Ekowati, Endang. 2001. Stategi Pembelajaran Kooperatif. Modul Pelatihan Guru Terintegrasi Berbasis Kompetensi. Jakarta : Depdiknas.

Kasianto, I Wayan 2004 Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dengan Pendekatan Diskusi Kelompok. Laporan Penelitian Kelas. Tidak dipublikasikan

Rusyan, Tabrani. 2001. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung Remaja Rosdakarya.

Sarman, Samsuni S.Pd. 2005. Implementasi Pendekatan Works Based Learning pada Sumber Belajar Masyarakat dalam Pembelajaran PS-Ekonomi. Laporan Penelitian Tindakan Kelas. Banjarmasin. Tidak dipublikasikan.
Sutrisno, Hadi, 2000. Metodelogi Penelitian. Yogyakarta : Andi