PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MEMANFAATKAN
LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR MELALUI
DISKUSI KKGMP
DI SMPS ST. CLEMENS BOAWAE
Disusun untuk memenuhi salah satu
tugas pada pelatihan
penguatan kompetensi Kepala Sekolah
dan Pengawas
di NTT
Oleh
Daniel Tai,S.Pd
NIP. 19711512
20701 1 019

PEMERINTAH KABUPATEN NAGEKEO
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
TAHUN 2011
PENINGKATAN
KEMAMPUAN GURU DALAM MEMANFAATKAN
LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR MELALUI
DISKUSI KELOMPOK KERJA GURU DI SMPS ST. CLEMENS BOAWAE
Oleh :
Daniel
Tai,S.Pd
ABSTRAK
Salah
satu setrategi pembelajaran yang sesuai dengan hal tersebut adalah pembelajaran dengan pendekatan
Pakem.Dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar maka
implementasi pembelajaran pakem akan memungkinkan siswa bisa mengembangkan
kreativitas, motivasi dan partisipasinya dalam pembelajaran . Dari hasil pantauan calon
peneliti selaku pengawas sekolah, selama ini
para guru di SMPS
St. Clemens Boawae , sangat jarang dan bahkan tidak pernah memanfaatkan
lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
Begitu pula
dalam KKG, kemampuan guru berdiskusi masih kurang aktif dan kreatif, sehingga
kemampuan guru memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar belum
baik. Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah:
1. Apakah dengan diskusi Kelompok Kerja Guru (KKG)
dapat meningkatkan kemampuan guru dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai
sumber belajar di SMPS
St. Clemens Boawae
2. Apakah kelemahan dan kelebihan pelaksanaan
diskusi Kelompok Kerja Guru (KKG) terhadap peningkatan kemampuan guru dalam
memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber
belajar di SMPS
St. Clemens Boawae
Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas maka penelitian
tindakan sekolah ini
dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan kemampuan
guru dalam memanfaatkan
lingkungan
sekolah sebagai sumber belajar dan untuk mengetahui kelemahan dan
kelebihan pelaksanaan diskusi Kelompok Kerja Guru (KKG) terhadap peningkatan
kemampuan guru dalam memanfaatkan lingkungan sekolah
sebagai sumber belajar di
SMPS
St. Clemens Boawae
Penelitian
ini dirancang dalam bentuk Penelitian Tindakan Sekolah yang
direncanakan dilaksanakan dalam dua siklus,dimana setiap
siklusnya dilaksanakan dalam
dua sampai tiga kali pertemuan. Adapun subyek penelitian ini adalah
guru-guru di SMPS
St.
Clemens Boawae
yang terdiri
dari enam orang guru kelas dan dua orang guru bidang studi.
Pelaksanaan penelitian ini diawali dengan
pengumpulan data dengan menggunakan format observasi,instrumen penilaian
skenario pembelajaran dan instrumen penilaian pelaksanaan pembelajaran.
Selanjutnya data yang sudah terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis
diskriptif yang hasilnya adalah sebagai berikut :
Pada siklus I nilai rata-rata yang diperoleh dari
sikap guru berdiskusi diskusi adalah 79,38
katagori”cukup,sedangkan pada siklus II nilai
rata-rata yang diperoleh adalah 84,88,
katagori “baik”,nilai rata-rata yang diperoleh dari
penilaian skenario pembelajaran pada
siklus I yaitu 78,75 katagori “cukup” sedangkan pada
siklus II nilai rata-rata yang
diperoleh adalah 82,50, nilai rata-rata yang
diperoleh dari penilaian pelaksanaan
pembelajaran pada siklus I yaitu 78,33 katagori
“cukup”, sedangkan pada siklus II nilai
rata-rata yang diperoleh adalah 82,08 katagori
“baik”.Melihat nilai rata-rata yang diperoleh
dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa
dari siklus I ke siklus II , terjadi
peningkatan nilai rata-rata yang diperoleh dari
masing-masing komponen yang di observasi
maupun yang dinilai, yang berarti pembinaan dan
bimbingan melalui pendekatan diskusi
kelompok kerja guru
dapat meningkatkan kemampuan guru dalam pemanfaatan
lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
Berdasarkan keberhasilan tersebut di atas
disarankan kepada guru-guru di SMPS St. Clemens Boawae
agar lebih
mengoptimalkan pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dengan
memperbanyak variasi metode pembelajaran dalam penyusunan skenario pembelajaran
maupun dalam pelaksanaan
pembelajaran.
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang berlimpah penulis
haturkan kepada Yang Maha Kuasa karena atas berkat dan rahmatNYA yang berlimpah
maka penulis dapat menyelesaikan tulisan
ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Penelitian ini berjudul “PENINGKATAN
KEMAMPUAN GURU DALAM
MEMANFAATKAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR
MELALUI DISKUSI KELOMPOK KERJA GURU (KKG ) DI SMPS St. Clemens
Boawae bertujuan meningkatkan kemampuan guru
dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar melalui
diskusi dalam kelompok kerja guru (KKG).
Laporan hasil penelitian tindakan sekolah ini dapat
terselesaikan tidak berkat dukungan dari berbagai pihak yang telah memberikan
bimbingan,motivasi,materi serta fasilitas pendukung lainnya.Untuk itu melalui
kesempatan ini,disampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan
terima kasih kepada :
1. Tim pengembang P4TK Seni Budaya Sleman Yogyakarta yang telah setia
membimbing penulis dalam menyelesaikan tulisan ini.
2. Kepala
Sekolah dan guru-guru SMPS
St. Clemens Boawae
yang
telah menyediakan kondisi dan fasilitas pelaksanaan penelitian, sehingga seluruh kegiatan penelitian dapat
dilaksanakan sesuai dengan rencana.
3.
Semua pihak yang
telah membantu dan
memberikan dorongan selama kegiatan
sampai pelaporan
hasil penelitian ini dapat terselesaikan.
Terima kasih.
Peneliti
LEMBAR
PENGESAHAN
Judul Penelitian
|
Peningkatan
Kemampuan Guru dalam Memanfaatkan Lingkungan Sekolah sebagai Sumber Belajar
melalui Diskusi Kelompok Kerja Guru(KKG) di SMPS St. Clemens Boawae.
|
Boawae ,September 2011
Pembimbing
…………..
NIP………………..
|
|
Peneliti
Daniel Tai,S.Pd
NIP.10711512
200701 1 019
|
||
|
Mengetahui,
Koordinator …………….
…………………………
NIP…………..
|
|
||
Halaman Judul
..................................................................................................
Halaman
Pengesahan
........................................................................................
Abstrak
.............................................................................................................
Kata Pengantar
.................................................................................................
Daftar Isi
..........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang Masalah .........................................................
B.Identifikasi
Masalah ...............................................................
C.RumusanMasalah
...................................................................
D.Pemecahan
Masalah ...............................................................
E.Tujuan
dan Manfaat Penelitian ..............................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A..Pemanfaatan
Lingkungan Sekolah sebagai Sumber Belajar...
B.Diskusi Kelompok Kerja
Guru............................................
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.Lokasi Penelitian
...................................................................
B.Perencanaan Tindakan
...........................................................
C.Pelaksanaan Tindakan ...........................................................
1. Siklus
I ......................................................................
2.Siklus II
............................................................................
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.Hasil Penelitian.....................................................................
B.Pembahasan
..........................................................................
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A.
Simpulan
...........................................................................
B.
Saran
.....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
....................................................................................
|
Halaman
i
ii
iv
v
1
3
4
4
5
6
7
9
9
11
11
16
19
26
27
27
28
|
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berpijak pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) yang berlaku sekarang ini,
memerlukan strategi baru terutama dalam kegiatan pembelajaran. Pendekatan
pembelajaran yang sebelumnya lebih banyak didominasi oleh peran guru (teacher
centered) diperbaharui dengan sistem pembelajaran yang berpusat pada siswa
(student centered). Dalam implementasi KTSP guru harus mampu
memilih dan menerapkan model, motode atau setrategi pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik materi sehingga mampu mengembangkan daya nalar siswa secara
optimal. Dengan
demikian dalam pembelajaran guru tidak hanya terpaku dengan pembelajaran di
dalam kelas, melainkan guru harus mampu melaksanakan pembelajaran dengan motode
yang variatif.
Disamping itu sesuai dengan pendekatan PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif
dan Menyenangkan), guru harus mampu menghadapkan siswa dengan dunia nyata
sesuai dengan yang dialaminya sehari-hari.
Salah satu setrategi pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan Pakem yang
memungkinkan bisa mengembangkan kreativiats, motivasi dan partisipasi siswa
dalam pembelajaran adalah dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber
belajar. Hal ini juga sesuai dengan salah satu pilar dari pendekatan contekstual
yaitu masyarakat belajar (learning commonity). Untuk mencapai tujuan
tersebut, salah satu cara belajar yang disarankan dalam KTSP sebagai upaya
mendekatkan aktivitas belajar siswa pada berbagai fakta kehidupan sehari-hari
di sekitar lingkungan siswa. Memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber
belajar menjadi alternatif setrategi pembelajaran untuk memberikan kedekatan
teoritis dan praktis bagi pengembangan hasil belajar siswa secara optimal. Ekowati
(2001) mengatakan, memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar
merupakan bentuk pembelajaran yang berfihak pada pembelajaran melalui
penggalian dan penemuan (experiencing) serta keterkaitan (relating)
antara materi pelajaran dengan konteks pengalaman kehidupan nyata melalui
kegiatan proyek. Pada pembelajaran dengan setrategi ini guru bertindak sebagai
pelatih metakognitif yaitu membantu pebelajar dalam menemukan materi belajar,
mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan dalam pembuatan laporan dan dalam
penampilan hasil dalam bentuk presentasi.
Dari hasil pantauan calon peneliti, selama ini para guru masih sangat jarang memanfaatkan
lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Lingkungan sekolah
tidak lebih hanya
digunakan sebagai tempat bermain-main siswa pada saat istirahat. Kalau
tidak jam istirahat, guru lebih sering
memilih mengkarantina siswa di dalam kelas, walaupun misalnya siswa
sudah merasa sangat jenuh berada di dalam kelas.
Seperti observasi awal yang dilakukan di SMPS St. Clemens Boawae, guru-guru di sekolah tersebut
memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar hanya dua sampai tiga
kali dalam satu semester. Guru lebih sering menyajikan pelajaran di dalam kelas
walaupun materi yang disajikan berkaitan dengan lingkungan sekolah. Dari
wawancara yang dilakukan calon peneliti, sebagian besar guru mengaku enggan
mengajak siswa belajar di luar kelas,
karena alasan susah mengawasi. Selain itu ada guru yang menyampaikan bahwa
mereka tidak bisa dan tidak tahu dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai
sumber belajar.
Untuk mengatasi hal itu perlu adanya diskusi kelompok diantara para guru
kelas dalam bentuk KKG untuk mendiskusikan masalah pemanfaatan lingkungan
sekolah sebagai sumber belajar.
Dalam kegiatan diskusi
tersebut para guru bisa membagi pengalaman dalam pemanfaatan lingkungan sekolah
sebagai sumber belajar untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Penelitian Nur Mohamad dalam Ekowati (2001)
menunjukkan diskusi kolompok memiliki dampak yang amat positif bagi guru yang
tingkat pengalamannya rendah maupun yang tingkat pengalamannya tinggi.
Bagi guru yang tingkat pengalamannya tinggi akan menjadi lebih matang dan
bagi guru yang tingkat pengalamannya rendah akan menambah pengetahuan. Keunggulan diskusi kelompok melalui KKG
adalah keterlibatan guru bersifat holistic dan
konprehensip dalam semua
kegiatan. Dari segi
lainnya guru dapat
menukar
pendapat, memberi saran, tanggapan dan berbagai reaksi
sosial dengan teman seprofesi sebagai peluang bagi mereka untuk meningkatkan
kemampuan dan pengalaman.
B. Identifikasi Masalah.
Berdasarkan
latar belakang tersebut di atas, serta hasil pengamatan peneliti melalui
supervisi,maka dapat diidentifikasi masalahnya sebagai berikut:
1. Pendekatan pembelajaran lebih banyak didominasi
oleh peran guru, dan guru satu-satunya sumber belajar,selain buku paket.
2. Pembelajaran yang dikembangkan di kelas – kelas kelihatannya
lebih ditekankan pada pemikiran
reproduktif, menekankan pada hafalan dan mencari satu jawaban benar terhadap
soal-soal yang diberikan.
3.
Dalam kegiatan pembelajaran guru belum mampu menerapkan
model, motode atau setrategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
materi yang diajarkan sehingga kurang mengembangkan daya nalar siswa secara
optimal.
4. Dalam proses pembelajaran guru sangat jarang
memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar,walaupun materi
pelajaran ada kaitannya dengan lingkungan sekolah.
5. Kegiatan
Kelompok Kerja Guru
(KKG) belum dimanfaatkan dan
dilaksanakan secara optimal.
C.
Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas,maka dalam penelitian tindakan
sekolah ini difokuskan pada penelitian masalah memanfaatkan lingkungan sekolah
sebagai sumber belajar yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah kemampuan guru dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai
sumber belajar dapat ditingkatkan melalui diskusi
Kelompok Kerja Guru di SMPS St. Clemens Boawae?.
2. Apakah kelemahan dan kelebihan pelaksanaan
diskusi Kelompok Kerja Guru (KKG) terhadap peningkatan kemampuan guru dalam
memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber
belajar di SMPS St. Clemens Boawae?
D. Pemecahan
Masalah
Berdasarkan pada rumusan masalah diatas,
dapat ditentukan hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan sekolah ini
adalah : Diskusi Kelompok Kerja Guru (KKG), dapat meningkatkan kemampuan guru
dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar di SMPS St. Clemens Boawae.
E. Tujuan dan
Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan
dari dilaksanakan penelitian tindakan sekolah ini adalah :
Untuk
meningkatkan kemampuan guru dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar melalui
diskusi Kelompok Kerja Guru (KKG) di SMPS St. Clemens Boawae.
2. Manfaat Penelitian
Hasil Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan
memberikan manfaat yang berarti bagi :
a.
Guru:
Dapat
menyempurnakan metode pembelajaran yang
diterapkan di sekolah sehingga
dapat meningkatkan kreativiats, motivasi dan hasil belajar siswa.
b.
Sekolah:
Dapat memberikan motivasi bagi guru-guru yang lain
untuk menyempurnakan metode dan
setrategi pembelajaran yang diterapkan di sekolah dalam upaya meningkatkan
hasil belajar siswa.
c.
Pengawas sekolah:
Dapat membantu dalam membimbing dan pengawas
guru dalam pelaksanaan tugasnya sehingga
dapat meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pemanfaatan Lingkungan Sekolah sebagai Sumber
Belajar
Sumber belajar masyarakat dapat digunakan untuk kepentingan proses
pembelajaran sains, ilmu sosial dan yang lainnya, salah satunya melalui survei
wilayah. Melalui survei wilayah siswa akan menemukan sumber belajar di
masyarakat sehingga mampu menumbuhkan motivasi untuk memperkaya nilai-nilai
hasil belajar guna dapat meningkatkan pemahaman dan peningkatan materi
pelajaran. (Sarman, 2005 : 3)
Nilai-nilai kegunaan sumber belajar masyarakat adalah : (1) menghubungkan
kurikulum dengan kegiatan-kegiatan masyarakat akan mengembangkan kesadaran dan
kepekaan terhadap masalah sosial; (2) menggunakan minat-minat pribadi peserta
didik akan menyebabkan belajar lebih bermakna baginya;
(3) mempelajari
kondisi-kondisi masyarakat merupakan latihan berpikir ilmiah (scientif
methode); (4) mempelajari masyarakat akan memperkuat dan memperkaya
kurikulum
melalui
pelaksanaan praktis didalam situasi sesungguhnya; (5) peserta didik memperoleh
pengalaman langsung yang kongkrit, realistis dan verbalisme. (Douglas dan Mill
dalam Rusyan 2001 : 152)
Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar mengarahkan anak pada
peristiwa atau keadaan yang sebenarnya atau keadaan yang alami sehingga lebih
nyata, lebih faktual dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan.
Manfaat nyata yang dapat diperoleh
dengan memanfaatkan lingkungan ini adalah : (1) menyediakan berbagai hal yang
dapat dipelajari anak, (2) memungkinkan terjadinya proses belajar yang lebih
bermakna (meaningful learning), (3) memungkinkan terjadinya proses
pembentukan kepribadian anak, (4) kegiatan belajar akan lebih menarik bagi
anak, dan (5) menumbuhkan aktivitas belajar anak (learning aktivities). (Badru
Zaman, dkk. 2005)
B. Diskusi
Kelompok Kerja Guru.
Kelompok Kerja
Guru (KKG) adalah bentuk kegiatan yang beranggotakan guru-guru mata pelajaran, dimana tujuan
kegiatannya adalah untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi mereka sesuai
kelas yang dipegang. Bentuk kegiatan KKG bisa berupa diklat, simulasi, diskusi
atau yang lainnya.
Kemudian diskusi kelompok adalah suatu kegiatan belajar yang dilakukan
secara bersama-sama. Diskusi kelompok pada dasarnya memecahkan persoalan secara
bersama-sama. Artinya setiap anggota turut memberikan sumbangan pemikiran dan
pendapat dalam memecahkan persoalan tersebut. Diskusi kelompok adalah suatu
kegiatan belajar untuk memecahkan persoalan secara bersama-sama, sehingga akan
memperoleh hasil yang lebih baik. (Tabrani dan Daryani dalam Kasianto,2004)
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa diskusi kelompok adalah
suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah
laku sebagai pengalaman individu dalam interaksinya dengan lingkungan yang
dilakukan secara bersama-sama atau berkelompok.
Ischak.SW dan Warji R. (dalam Kasianto,2004) mengemukakan beberapa petunjuk
dalam pelaksanaan diskusi kelompok, yaitu :
a. Pilihlah teman yang cocok untuk bergabung dalam
belajar kelompok. Jumlah setiap kelompok terdiri dari 5 hingga 7 orang.
b. Tetapkan siapa sebagai pemimpin yang akan
memimpin jalannya diskusi atau belajar kelompok.
c. Hentaskan persoalan satu persatu
dengan memberi kesempatan kepada anggota untuk mengajukan pendapatnya. Dari
pendapat yang masuk dikaji bersama-sama mana yang paling tepat.
(Ischak.SW
dan Warji R. dalam Kasianto,2004)
Dari uraian di atas,maka di dalam pelaksanaan diskusi kelompok perlu
diperhatikan pembentukan kelompok,penetapan pimpinan kelompok,penetapan masalah
yang akan dibahas dan pencatatan kesimpulan hasil diskusi kelompok.
BAB. III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian Tindakan Sekolah ini berlokasi di SMPS St. Clemens Boawae, yang
ditujukan pada guru mata pelajaran. Adapun alasan utamanya adalah dari hasil pengamatan
dan informasi dari guru,bahwa hampir
semua guru jarang dan bahkan tidak pernah memanfaatkan lingkungan sekolah
sebagai sumber belajar.
B. Perencanaan
Tindakan
Bentuk tindakan dalam penelitian
ini berupa supervisi (bimbingan kelompok) kepada guru-guru melalui KKG, agar mampu
menyusun skenario pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan
lingkungan sekolah sebagai sumber belajar secara efektif. Secara rinci bentuk
tindakan dalam penelitian ini adalah :
1. Menyampaikan informasi
tentang pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
2. Membimbing guru menyusun skenario pembelajaran yang berkaitan
dengan pemanfaatan lingkungan sekolah
sebagai sumber belajar.
3. Membimbing guru dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
4. Membimbing guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan
lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
Prosedur penelitian yang
dilakukan adalah menggunakan model penelitian tindakan sekolah yang dikembangkan oleh Kemmis
& Taggart (2000), dimana pada prinsipnya ada empat tahap kegiatan yaitu,
perencanaan tindakan (planning),
pelaksanaan tindakan (action),
observasi dan evaluasi proses tindakan (observation
and evaluation) dan melakukan refleksi (reflecting).
. Alur penelitian secara
keseluruhan dapat digambarkan sebagai berikut :


![]() |
![]() |















Gambar 0.1. Alur
Penelitian
Secara rinci prosedur tindakan yang
dilakukan adalah :
1. Membagi guru
dalam dua kelompok kecil.
2. Peneliti memberi penjelasan
tentang pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
3. Guru menyusun skenario
pembelajaran dengan memanfaakan
lingkungan sekolah sebagai sumber
belajar dalam diskusi kelompok.
4.
Peneliti membimbing kelompok guru dalam menyusun skenario pembelajaran.
5.
Wakil kelompok guru
mempresentasikan skenario pembelajaran.
6. Peneliti memberi masukan
terhadap skenario pembelajaran
yang telah dibuat kelompok guru.
7. Guru melaksanakan skenario pembelajaran dalam proses
pembelajaran yang sebenarnya.
8. Peneliti mengevaluasi kemampuan
guru dalam mengimplementasikan skenario
pembelajaran.
9. Dalam kelompok diskusi guru
berbagi pengalaman terkait dengan pelaksanaan pembelajaran yang memanfaakan
lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
10. Target yang diharapkan:
a. Guru mampu membuat
skenario pembelajaran dengan memanfaakan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
b. Guru mampu melaksanakan pembelajaran dengan
memanfaakan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
c. Guru mampu berdiskusi secara
aktif dan kreatif,dan mampu memanfaatkan
diskusi kelompok kerja guru secara efektif dan efesien dalam memecahkan
masalah yang terkait dengan kegiatan pembelajaran.
C. Pelaksanaan
Tindakan.
1. Siklus I
a. Perencanaan Penelitian.
Kegiatan penelitian ini direncanakan
berlangsung selama dua siklus,mulai bulan
Agustus s/d
bulan Oktober 2011 di SMPS St. Clemens Boawae, pada jam
sekolah 07.15-13.00.
Perencanaan penelitian meliputi:
1). Pertemuan dengan
Kepala Sekolah dan guru - guru, menginformasikan tentang pelaksanaan penelitian.
2). Peneliti menyiapkan skenario
diskusi kelompok yang akan dilaksanakan selama proses tindakan.
3). Peneliti menyiapkan instrumen penelitian ( lembar observasi, lembar penilaian kemampuan guru).
b. Pelaksanaan
Penelitian.
Pada tahap pelaksanaan merupakan tahap inti dimana
pelaksanaan diskusi KKG berlangsung dengan langkah-langkah berikut.
1).
Pertemuan I
Peneliti memberi arahan umum
pemanfaatan lingkungan sekolah sebaga
sumber belajar
2). Pertemuan II
a). Guru melaksanakan pembelajaran dengan
memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai
sumber belajar sesuai skenario pembelajaran yang dimiliki.
b). Peneliti
melakukan penilaian pada guru terkait dengan implementasi pembelajaran sesuai skenario yang dibuat.
3). Pertemuan
III
a). Kelompok
kerja guru melakukan diskusi tentang kendala-kendala pelaksanakan pembelajaran
dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai
sumber belajar.
b). Peneliti melakukan bimbingan dalam kelompok,
terkait dengan pembelajaran yang diterapkan guru. dan merevisi skenario
pembelajaran sehingga menghasilkan skenario pembelajaran yang sesuai dengan pakem.
c. Observasi dan Evaluasi
Kegiatan observasi
dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan yaitu pada saat diskusi KKG
baik pada pertemuan I, II dan III.
Tahap observasi bertujuan
untuk mengetahui kerjasama ,kreativitas,perhatian, maupun presentasi yang
dilakukan guru dalam menyusun skenario pembelajaran maupun dalam melaksanakan pembelajaran
dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
Pelaksanaan observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi:
Tabel. 3.1.Format
Observasi
NO
|
Nama
Guru
|
Aspek
yang diobservasi
|
Jumlah
Skor
Mak.100
|
|||
Kerjasama
|
Aktivitas
|
Perhatian
|
Presentasi
|
|||
(1- 10 )
|
(1 – 40)
|
(1 – 20)
|
(1- 30)
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Adapun skala penilaian yang digunakan adalah
skala Likert dengan 5 katagori sikap yaitu:sangat tinggi, tinggi, rendah,
sedang dan sangat rendah. Penilaian dilakukan dengan memberi skor pada kolom
yang tesedia dengan ketentuan sebagai berikut : skor 5 = sangat tinggi, skor 4
= tinggi, skor 3 = sedang, skor 2 = rendah, dan skor 1 = sangat rendah. Untuk
mendapatkan nilai digunakan rumus :
|

Setelah diperoleh
nilai,maka nilai tersebut ditransfer ke dalam bentuk kualitatif untuk
memberikan komentar bagaimana kualitas sikap guru yang diamati dalam diskusi
KKG, penyusunan skenario pembelajaran dan penilaian pelaksanaan
pembelajaran dengan kriteria penilaian acuan patokan skala lima sebagai
berikut:
Tabel. 3. 2. Kreteria Penilaian Acuan Patokan Skala Lima
NO
|
Rentang Nilai
|
Kreteria
|
1
|
90 – 100
|
A=Baik Sekali
|
2
|
80 – 89
|
B=Baik
|
3
|
65 – 79
|
C=Cukup
|
4
|
55 – 64
|
D=Kurang
|
5
|
0 - 54
|
E=Sangat kurang
|
Sutrisno
Hadi (2000).
Tahap evaluasi
dilakukan pada akhir tindakan yang bertujan untuk mengetahui tingkat kemampuan
guru dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
Pelaksanaaan evaluasi dilakukan dengan menggunakan lembar
penilaian skenario pembelajaran
dan lembar penilaian pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut:
Tabel.3.3.
Format Penilaian Skenario
Pembelajaran
NO
|
Nama Guru
|
Aspek yang dinilai
|
Jumlah
Skor
(1-5)
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Keterangan :
1. Skenario pembelajaran sekurang-kurangnya
memuat standar kompetensi, kompotensi dasar, indikator, materi pelajaran, alat/media,
sumber belajar dan penilaian.
2. Kesesuaian antara materi pelajaran
dengan media dan setrategi pembelajaran
3. Kaitan antara materi pelajaran dengan
pemilihan sumber belajar
4. Kesesuaian antara tujuan pembelajaran
dengan sumber bahan dan penilaian.
Tabel. 3.
4. Format Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran
NO
|
Nama Guru
|
Aspek yang dinilai
|
Jumlah
Skor
(1-5)
|
|||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Keterangan :
1. Kegiatan pendahuluan ( apersepsi dan motivasi )
2. Kegiatan inti pelaksanaan pembelajaran secara
keseluruhan
3. Kemampuan guru mengkaitkan materi pelajaran
dengan lingkungan sekolah.
4. Kemampuan guru memberi contoh-contoh riil yang ada di lingkuan sekolah.
5. Kemampaun membuat evaluasi berkaitan dengan pemanfaatan
lingkungan sekolah
sebagai
sumber belajar.
6. Penutup
pelajaran (memberi penguatan, memberi PR tentang pemanfaatan
lingkungan sekolah.)
d. Refleksi
Berdasarkan
hasil observasi selama berlangsungnya kegiatan dan hasil evaluasi pada akhir
pertemuan siklus dilakukan refleksi. Hasil refleksi ini dijadikan acuan untuk
merencanakan penyempurnaan dan perbaikan siklus berikutnya. Semua tahap
kegiatan tersebut mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan maupun observasi
dan evaluasi dilakukan secara berulang-ulang melalui siklus–siklus sampai ada
peningkatan sesuai yang diharapkan yaitu mencapai angka katagori”baik” dengan
rentang skor 80 - 89. Jika skor yang
diperoleh kurang dari 80-89,berarti
belum memenuhi target yang ditetapkan, maka perlu bimbingan pada siklus II
2. Siklus II
a. Perencanaan Penelitian.
Pada tahap ini direncanakan
supervisi (pembinaan) dengan menggunakan tehnik
diskusi kelompok kerja
guru, tentang pemanfaatan
lingkungan sekolah
sebagai sumber
belajar oleh guru kelas maupun guru bidang studi di SMPS St. Clemens
Boawae yang belum mencapai hasil
optimal dalam siklus I.
Berdasarkan
hasil observasi dan refleksi siklus I,dilakukan perbaikan terhadap strategi dan
penyempurnaan pelaksanaan bimbingan di siklus II.
b. Pelaksanaan Penelitian.
Pada prinsipnya langkah-langkah pelaksanaan
tindakan pada siklus I
diulang pada siklus II dengan
memodifikasi dan perbaikan-perbaikan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.
Kegiatan pada siklus II terdiri
dari 2 (dua) kali pertemuan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
1). Pertemuan I
a). Melalui kelompok kerja, guru mendiskusikan
tentang permasalahan-permasalan atau hambatan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai
sumber belajar,dalam menyusun skenario pembelajaran yang selanjutnya dicarikan
pemecahannya. Kegiatan ini dibantu oleh guru yang dianggap sudah cukup mampu dalam hal tersebut..
b). Guru mempresentasikan dan mensimulasikan hasil
diskusi kelompoknya.
c). Guru merevisi dan menyempurnakan skenario pembelajaran dengan mengoptimalkan pemanfaatan
lingkungan sekolah sebagai sumber
belajar.
2). Pertemuan II
a). Guru melaksanakan kegiatan
belajar mengajar di kelas dengan menggunakan skenario pembelajaran yang sudah
direvisi.
b). Guru
mendiskusikan dan menyempurnakan skenario pembelajaran yang lengkap dengan
pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
c). Guru mencatat kekurangan pembelajaran yang perlu
diperbaiki dan disempurnakan.
c. Observasi dan Evaluasi.
Observasi dilakukan peneliti saat guru
berdiskusi tentang masalah atau hambatan
dan pemecahannya dalam
kegiatan kelompok kerja
guru baik secara individu maupun
kelompok.Observasi terhadap aspek sikap guru dilakukan dengan menggunakan
format observasi yang sama dengan format observasi yang digunakan pada siklus
I.
Evaluasi dilakukan pada akhir pertemuan
siklus II,dengan menggunakan format penilaian yang sama dengan format penilaian
yang digunakan pada siklus I. Adapun aspek yang dinilai, serta cara menilai
juga sama dengan penilaian pada siklus I.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi selama
berlangsungnya kegiatan dan hasil evaluasi pada akhir pertemuan siklus II,maka
dilanjutkan dengan mengadakan refleksi terhadap kegiatan dan hasil kegiatan yang sudah berlangsung.
BAB
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Siklus I
Berdasarkan pengamatan awal di SMPS St. Clemens Boawae,
semua guru mata pelajaran jarang dan bahkan tidak pernah memanfaatkan
lingkungan sekolah sebagai sumber belajar,hal ini disebabkan oleh kurangnya
pemahaman dan kemampuan guru untuk memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai
sumber belajar.Selama ini guru lebih banyak menggunakan buku paket dan alat
peraga yang dimiliki sekolah sebagai sumber belajar untuk melengkapi kegiatan
pembelajaran di kelas. Demikian pula kegiatan pembelajaran di luar kelas sangat
jarang dan bahkan tidak pernah dilakukan dengan alasan tidak cukup waktu , masalah
keamanan dan keselamatan siswa.Hal ini sudah tentu kurang sesuai dengan
pembelajaran yang menggunakan pendekatan pembelajaran aktif,kreatif,efektif dan
menyenangkan(Pakem) yang harus dilaksanakan dalam penterapan kurikulum tingkat
satuan pendidikan (KTSP). Kegiatan dalam
siklus I ini, diawali dengan kegiatan diskusi kelompok kerja guru (KKG) tentang
permasalahan yang dihadapi dalam pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber
belajar, dilanjutkan dengan informasi tentang
manfaat lingkungan sekolah sebagai sumber belajar bagi siswa
dan implementasinya dalam proses belajar mengajar.
Saat guru berdiskusi dalam kelompok kerja guru (KKG) pada siklus I, peneliti
mengadakan observasi tentang sikap guru dalam berdiskusi yang hasilnya sebagai
berikut :
Tabel. 4.1.1. Data Hasil Observasi
No
|
Nama Guru
|
Aspek yang diobservasi
|
Jumlah
Skor
Mak.
100
|
Kata
Gori
|
|||
Kerjasama
|
Aktivitas
|
Perhatian
|
Presentasi
|
||||
(1- 10)
|
(1 – 40)
|
(1– 20)
|
(1- 30)
|
||||
1
|
Afrodita Eli Mite,S.Pd
|
8
|
30
|
15
|
27
|
80
|
B
|
2
|
Laurentin H.B.Ros,S.Pd
|
8
|
30
|
16
|
26
|
80
|
B
|
3
|
Yosep Wuli,S.Si
|
8
|
30
|
15
|
27
|
80
|
B
|
4
|
Virgina Dede,S.Pd
|
8
|
30
|
15
|
27
|
80
|
B
|
5
|
Gratiana Kasi,S.Pd
|
8
|
31
|
16
|
26
|
81
|
B
|
6
|
Mathias Minggus,SM
|
8
|
33
|
16
|
22
|
79
|
C
|
7
|
Sebastianus Susu,S.Pd
|
8
|
29
|
18
|
23
|
78
|
C
|
8
|
Gabriela Nio,S.Ag
|
8
|
30
|
14
|
25
|
77
|
C
|
Jumlah
|
64
|
243
|
125
|
203
|
635
|
|
|
Rata-rata
|
8.00
|
30.38
|
15.63
|
25.38
|
79.38
|
C
|
Penilaian terhadap skenario pembelajaran dalam bentuk program perencanaan
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusum guru dalam siklus I,didapatkan
hasil sebagai berikut :
Tabel.4.1.2. Data Hasil Penilaian Skenario Pembelajaran
No
|
Nama Guru
|
Aspek yang
dinilai
|
Jumlah
Skor
|
Jumlah
Nilai
|
Katagori
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
|||||
1
|
Afrodita Eli Mite,S.Pd
|
4
|
4
|
4
|
5
|
17
|
85
|
B
|
2
|
Laurentin H.B.Ros,S.Pd
|
5
|
4
|
4
|
3
|
16
|
80
|
B
|
3
|
Yosep Wuli,S.Si
|
5
|
4
|
3
|
5
|
17
|
85
|
B
|
4
|
Virgina Dede,S.Pd
|
4
|
4
|
4
|
5
|
17
|
85
|
B
|
5
|
Gratiana Kasi,S.Pd
|
4
|
4
|
3
|
4
|
15
|
75
|
C
|
6
|
Mathias Minggus,SM
|
4
|
4
|
3
|
4
|
15
|
75
|
C
|
7
|
Sebastianus Susu,S.Pd
|
4
|
3
|
3
|
3
|
13
|
65
|
C
|
8
|
Gabriela Nio,S.Ag
|
5
|
4
|
3
|
4
|
16
|
80
|
B
|
Jumlah
|
34
|
31
|
28
|
33
|
126
|
630
|
|
|
Rata-rata
|
4.25
|
3.88
|
3.50
|
4.13
|
15.75
|
78.75
|
C
|
Sedangkan penilaian implementasi
pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran di kelas pada
siklus I didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel.4.1.3.
Data Hasil Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran
No
|
Nama Guru
|
Aspek yang
dinilai
|
Jumlah
Skor
|
Jumlah
Nilai
|
Katagori
|
|||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
|||||
1
|
Afrodita Eli Mite,S.Pd
|
5
|
4
|
5
|
4
|
4
|
4
|
26
|
86.67
|
B
|
2
|
Laurentin H.B.Ros,S.Pd
|
4
|
3
|
4
|
4
|
3
|
4
|
22
|
73.33
|
C
|
3
|
Yosep Wuli,S.Si
|
5
|
4
|
4
|
4
|
5
|
5
|
27
|
90.00
|
A
|
4
|
Virgina Dede,S.Pd
|
4
|
3
|
4
|
4
|
3
|
4
|
22
|
73.33
|
C
|
5
|
Gratiana Kasi,S.Pd
|
4
|
3
|
4
|
3
|
4
|
3
|
21
|
70.00
|
C
|
6
|
Mathias Minggus,SM
|
5
|
4
|
4
|
4
|
4
|
5
|
26
|
86.67
|
B
|
7
|
Sebastianus Susu,S.Pd
|
4
|
3
|
3
|
4
|
3
|
3
|
20
|
66.66
|
C
|
8
|
Gabriela Nio,S.Ag
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
24
|
80.00
|
B
|
Jumlah
|
34
|
28
|
32
|
32
|
30
|
32
|
188
|
626.67
|
|
|
Rata-rata
|
4.25
|
3.5
|
4
|
4
|
3.75
|
4
|
23.5
|
78.33
|
C
|
Data penelitian tindakan sekolah yang
diperoleh dari hasil observasi sikap guru dalam kegiatan diskusi
kelompok kerja guru tentang pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber
belajar pada siklus I,hasilnya termasuk katagori “cukup” dengan rata-rata nilai 79,38. Hal ini menunjukkan bahwa guru dalam
berdiskusi belum menampakkan kerjasama,aktivitas dan perhatian yang baik
terhadap permasalahan pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar
,sehingga diperlukan bimbingan yang
lebih intensif.
Penilaian implementasi pemanfaatan
lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran di
kelas,hasilnya termasuk katagori “cukup” dengan rata-rata nilai 78.33. Hal
ini menunjukkan bahwa guru dalam mengimplementasikan pemanfaatan lingkungan
sekolah sebagai sumber belajar melalui kegiatan pembelajaran di kelas belum
optimal,sehingga perlu peningkatan.
Dengan adanya
hasil observasi dan penilaian pada kegiatan siklusI maka peneliti
melakukan refleksi. Dari refleksi
terhadap seluruh kegiatan pada siklus I, maka ditemukan beberapa hambatan yang
mengakibatkan belum optimalnya kemampuan guru memanfaatkan lingkungan sekolah
sebagai sumber belajar.
Adapun hambatan-hambatan
tersebut,antara lain guru belum sepenuhnya memahami manfaat lingkungan sekolah sebagai sumber belajar, dan guru dalam memilih sumber belajar dan memilih strategi
pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah belum sesuai dengan yang
diharapkan. Hal ini terlihat dalam skenario pembelajaran guru pada: aspek 1. jenis
sumber belajar dari lingkungan sekolah tidak tercantum, padahal materi
pelajaran ada kaitannya dengan lingkungan sekolah;. aspek 2. Kesesuaian antara
materi pelajaran dengan media dan setrategi pembelajaran masih kurang; aspek 4.
Kesesuaian antara tujuan pembelajaran dengan sumber bahan,lebih banyak hanya
mencantumkan buku paket sebagai satu-satunya sumber belajar.
Dari hasil refleksi pelaksanaan pembelajaran di kelas,
hambatan-hambatan yang ditemukan adalah sebagai berikut : aspek 1.dalam
kegiatan awal,guru tidak memberi informasi tujuan pembelajaran dan waktunya
belum sesuai dengan perencanaan; aspek 2. kegiatan
inti, langkah -
langkah pembelajaran masih
didominasi
guru dengan metode ceramah sehingga
kurang sesuai dengan pembelajaran aktif,kreatif,efektip dan menyenangkan
(Pakem);aspek 3. Kemampuan guru mengkaitkan materi pelajaran dengan lingkungan
sekolah belum optimal; aspek 6. Penutup pelajaran, guru kurang memberi
penekanan tentang lingkungan sekolah. Hambatan-hambatan tersebut akan
disempurnakan pada kegiatan siklus II.
2. Siklus II.
Pada siklus II, kegiatan yang
dilaksanakan adalah mendiskusikan hambatan- hambatan yang dialami dalam
menyusun skenario pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran di kelas pada
siklus I melalui kegiatan kelompok kerja guru (KKG). Adapun secara rinci uraian
kegiatannya sebagai berikut :
Dalam penyusunan skenario pembelajaran khususnya pada aspek 1, 2 dan 4 guru melakukan revisi, dipandu
oleh guru yang sudah mampu,dengan bimbingan peneliti/pengawas. Dalam
pelaksanaan pembelajaran di kelas,terkait dengan hambatan pada aspek 1. kegiatan
awal, aspek 2. kegiatan inti, aspek 3. kemampuan
guru mengkaitkan materi pelajaran dengan lingkungan sekolah ,dan aspek 6. penutup pelajaran, maka guru mendiskusikan
kembali hambatan tersebut dalam kelompok kerja guru (KKG) dibimbing
pengawas/peneliti. Sebelum pelaksanaan pembelajaran di kelas, terlebih dahulu
dilakukan simulasi atau modeling dengan menggunakan anggota kelompok guru
sebagai siswa.
Sebagaimana kegiatan peneliti pada siklus I, maka kegiatan pada siklus kedua pun dilakukan
observasi,evaluasi dan penilaian. Hasil observasi terhadap sikap guru dalam
berdiskusi pada siklus II dapat disajikan sebagai berikut :
Tabel. 4.2.1. Data Hasil Observasi
No
|
Nama Guru
|
Aspek yang diobservasi
|
Jumlah
Skor
Mak.100
|
Kata
Gori
|
|||
Kerjasama
|
Aktivitas
|
Perhatian
|
Presentasi
|
||||
(1- 10)
|
(1 – 40)
|
(1– 20)
|
(1- 30)
|
||||
1
|
Afrodita Eli Mite,S.Pd
|
8
|
35
|
15
|
28
|
86
|
B
|
2
|
Laurentin H.B.Ros,S.Pd
|
8
|
33
|
16
|
26
|
83
|
B
|
3
|
Yosep Wuli,S.Si
|
8
|
38
|
18
|
28
|
92
|
A
|
4
|
Virgina Dede,S.Pd
|
8
|
35
|
15
|
27
|
85
|
B
|
5
|
Gratiana Kasi,S.Pd
|
8
|
32
|
16
|
26
|
82
|
B
|
6
|
Mathias Minggus,SM
|
8
|
33
|
16
|
26
|
83
|
B
|
7
|
Sebastianus Susu,S.Pd
|
8
|
36
|
15
|
27
|
86
|
B
|
8
|
Gabriela Nio,S.Ag
|
8
|
34
|
14
|
26
|
82
|
B
|
Jumlah
|
64
|
276
|
125
|
214
|
679
|
|
|
Rata-rata
|
8.00
|
34.50
|
15.63
|
26.75
|
84.88
|
B
|
Hasil penilaian terhadap skenario pembelajaran dalam bentuk rencana
pelaksanaan pembelajaran(RPP) dapat disajikan sebagai berikut :
Tabel.4.2.2.
Data Hasil Penilaian Skenario
Pembelajaran
No
|
Nama Guru
|
Aspek yang
dinilai
|
Jumlah
Skor
|
Jumlah Nilai
|
Katagori
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
|||||
1
|
Afrodita Eli Mite,S.Pd
|
4
|
4
|
4
|
5
|
17
|
85
|
B
|
2
|
Laurentin H.B.Ros,S.Pd
|
5
|
4
|
4
|
4
|
17
|
85
|
B
|
3
|
Yosep Wuli,S.Si
|
4
|
4
|
4
|
5
|
17
|
85
|
B
|
4
|
Virgina Dede,S.Pd
|
4
|
4
|
4
|
5
|
17
|
85
|
B
|
5
|
Gratiana Kasi,S.Pd
|
4
|
4
|
4
|
4
|
16
|
80
|
B
|
6
|
Mathias Minggus,SM
|
4
|
4
|
4
|
4
|
16
|
80
|
B
|
7
|
Sebastianus Susu,S.Pd
|
4
|
4
|
4
|
4
|
16
|
80
|
B
|
8
|
Gabriela Nio,S.Ag
|
4
|
4
|
4
|
4
|
16
|
80
|
B
|
Jumlah
|
35
|
32
|
30
|
35
|
132
|
660
|
|
|
Rata-rata
|
4.38
|
4.00
|
3.75
|
4.38
|
16.50
|
82.50
|
B
|
Hasil penilaian terhadap Pelaksanaan
Pembelajaran dapat disajikan sebagai berikut:
Tabel.4.2.3.
Data Hasil Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran
No
|
Nama Guru
|
Aspek yang
dinilai
|
Jumlah
Skor
|
Jumlah
Nilai
|
Katagori
|
|||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
|||||
1
|
Afrodita Eli Mite,S.Pd
|
5
|
4
|
5
|
4
|
4
|
4
|
26
|
86.67
|
B
|
2
|
Laurentin H.B.Ros,S.Pd
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
24
|
80.00
|
B
|
3
|
Yosep Wuli,S.Si
|
5
|
4
|
4
|
5
|
4
|
5
|
27
|
90.00
|
A
|
4
|
Virgina Dede,S.Pd
|
4
|
3
|
4
|
4
|
4
|
4
|
23
|
76.67
|
C
|
5
|
Gratiana Kasi,S.Pd
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
24
|
80.00
|
B
|
6
|
Mathias Minggus,SM
|
5
|
4
|
4
|
4
|
4
|
5
|
26
|
86.67
|
B
|
7
|
Sebastianus Susu,S.Pd
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
24
|
73.33
|
C
|
8
|
Gabriela Nio,S.Ag
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
4
|
24
|
80.00
|
B
|
Jumlah
|
35
|
30
|
33
|
33
|
32
|
34
|
197
|
656.67
|
|
|
Rata-rata
|
4.38
|
3.75
|
4.13
|
4.13
|
4.00
|
4.25
|
24.63
|
82.08
|
B
|
Data yang diperoleh dari observasi
sikap guru pada siklus II, setelah dianalisis ada peningkatan kearah perbaikan
yaitu berada pada katagori “baik”,
dengan rata-rata nilai 84.88.
Sedangkan untuk penilaian skenario pembelajaran dan penilaian pelaksanaan pembelajaran,masing-masing juga
ada peningkatan yang ke arah yang lebih baik yaitu: untuk skenario pembelajaran
berada pada katagori “baik” dengan nilai rata-rata 82.50, dan untuk penilaian pelaksanaan
pembelajaran di kelas berada pada katagori “baik” dengan nilai rata-rata 82.08. Dengan melihat hasil pada siklus II,
maka refleksi terhadap hasil yang diperoleh peneliti pada siklus II ini adalah
adanya peningkatan kemampuan guru memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai
sumber belajar. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata yang diperoleh dalam
memprogramkan pembelajaran serta dalam implementasinya di kelas yang sudah
menunjukkan adanya peningkatan kemampuan guru untuk memanfaatkan lingkungan
sekolah sebagai sumber belajar yang lebih baik.Sedangkan dari jumlah guru ,75%
sudah mencapai kriteria yang ditetapkan.
B.
Pembahasan.
. Dari 8 orang guru yang
terlibat, 5 orang guru sudah mendapat skor dengan katagori “baik” sedangkan 3
orang dengan katagori “cukup”.Oleh karena itu dilanjutkan dengan tindakan
siklus II yang hasilnya secara umum ada peningkatan ke arah yang lebih baik
yaitu 75% guru sudah mendapatkan katagori baik dengan skor rata-rata 80 –
89.Hal ini sudah sesuai dengan kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Secara
rinci perolehan nilai rata-rata peningkatan kemampuan guru memanfaatkan
lingkungan sekolah sebagai sumber belajar yaitu nilai rata-rata observasi hasil
kegiatan diskusi 79,38 di siklus I menjadi 84,88 di siklus II ada peningkatan
5,5. kegiatan penyusunan skenario pembelajaran nilai rata-rata 78,75 di siklus
I menjadi 82,50 di siklus II ada peningkatan 3,75, kegiatan pembelajaran atau
dalam proses belajar mengajar nilai rata-rata 78,33 di sklus I menjadi 82,08 di
siklus II, ada peningkatan 3,75.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan siklus I
dan siklus II tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:
Ada peningkatan kemampuan guru dalam memanfaatkan lingkungan sekolah
sebagai sumber belajar melalui pendekatan diskusi kelompok kerja guru (KKG) di SMPS St. Clemens Boawae.
B.
Saran
Dari simpulan tersebut di atas,
disarankan :
1. Kepada guru-guru mata pelajaran ,khususnya guru
di SMPS St. Clemens
Boawae, di dalam menyusun skenario
pembelajaran agar memanfaatkan semaksimal mungkin lingkungan sekolah dan
lingkungan siswa yang sesuai dengan materi pembelajaran sebagai sumber
belajar,dan mengintensifkan diskusi KKG/MGMP dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
DAFTAR PUSTAKA
Badru, Zaman, dkk. 2005. Media dan Sumber Belajar
TK. Buku Materi Pokok PGTK
2304. Modul 1-9. Jakarta Universiats Terbuka.
Ekowati, Endang. 2001. Stategi
Pembelajaran Kooperatif. Modul Pelatihan Guru Terintegrasi Berbasis
Kompetensi. Jakarta : Depdiknas.
Kasianto, I Wayan 2004
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dengan Pendekatan Diskusi Kelompok. Laporan
Penelitian Kelas. Tidak dipublikasikan
Rusyan, Tabrani. 2001. Pendekatan dalam Proses Belajar
Mengajar. Bandung Remaja Rosdakarya.
Sarman, Samsuni S.Pd. 2005. Implementasi Pendekatan Works
Based Learning pada Sumber Belajar Masyarakat dalam Pembelajaran PS-Ekonomi. Laporan
Penelitian Tindakan Kelas. Banjarmasin. Tidak dipublikasikan.
Sutrisno, Hadi, 2000. Metodelogi Penelitian. Yogyakarta
: Andi