Kamis, 14 Maret 2013
Kamis, 07 Maret 2013
KARDINAL GADUNGAN
VATIKAN,
KOMPAS.com — Seorang
penipu yang mengenakan pakaian mirip kardinal menyelinap ke Vatikan, Senin
(4/3/2013). Orang itu mencoba ikut serta dalam pertemuan para kardinal untuk
memilih paus baru. Namun, aksinya ketahuan ketika pasukan Garda Swiss
memperhatikan jubahnya yang kependekan.
Pria itu, yang menyebut dirinya "Basilius", berjabat tangan dengan "sesama kardinal". Ia melakukan hal itu di alun-alun di luar balairung Paulus VI sebelum ia tertangkap dan dibawa pergi.
Ulah pria bernama Ralph Napierski itu terjadi saat 103 kardinal yang sebenarnya tiba di Roma untuk memulai pertemuan yang akan menentukan kapan paus baru akan dipilih. Keputusan itu ditunda karena ada 12 kardinal yang masih belum tiba.
Ralph Napierski yang kelahiran Jerman terlihat berjabat tangan dengan Kardinal Sergio Sebiastiana yang tidak merasa curiga di luar aula Paus Paulus VI di Vatikan.
Pasukan Garda Swiss yang waspada kemudian membawa Napierski karena mengenakan jubah yang kependekan, kalung salib yang tidak biasa, dan selempang ungu yang sebenarnya hanya sebuah syal. Demikian lapor media Italia Gazzetta del Sud. Bukannya mengenakan kopiah (skullcap), pria malah pakai topi fedora yang tampak aneh.
Sebelum ketahuan sebagai kardinal palsu, Napierski sempat berbicara kepada wartawan. Ia mengaku, namanya Basilius dan bahwa ia anggota Gereja Ortodoks Italia. Napierski juga mengatakan kepada wartawan bahwa Gereja Katolik telah membuat "kesalahan serius" dengan mengizinkan para pastor yang dituduh melakukan kejahatan seks pindah ke paroki-paroki yang berbeda di tempat lain dan menutupi-nutupi skandal itu.
Penipu itu punya situs web. Di situsnya, ia mengklaim sebagai uskup dari sebuah organisasi Katolik yang disebut Corpus Dei. Di You Tube, Napierski juga mengunduh sejumlah video yang menjelaskan manfaat dari "praktik spiritual kuno tersembunyi tentang Yesus Yoga". Sementara di situs webnya ia menjelaskan bahwa ia sedang memerangi ajaran sesat dan gerakan palsu di dalam Gereja Katolik Roma.
Pejabat Vatikan mencoba mengecilkan insiden itu. "Saya sama sekali tidak menyadari hal itu. Saya berada di dalam aula dan semua yang berada di dalam benar-benar para kardinal," kata Juru Bicara Vatikan Pastor Federico Lombardi.
Pria itu, yang menyebut dirinya "Basilius", berjabat tangan dengan "sesama kardinal". Ia melakukan hal itu di alun-alun di luar balairung Paulus VI sebelum ia tertangkap dan dibawa pergi.
Ulah pria bernama Ralph Napierski itu terjadi saat 103 kardinal yang sebenarnya tiba di Roma untuk memulai pertemuan yang akan menentukan kapan paus baru akan dipilih. Keputusan itu ditunda karena ada 12 kardinal yang masih belum tiba.
Ralph Napierski yang kelahiran Jerman terlihat berjabat tangan dengan Kardinal Sergio Sebiastiana yang tidak merasa curiga di luar aula Paus Paulus VI di Vatikan.
Pasukan Garda Swiss yang waspada kemudian membawa Napierski karena mengenakan jubah yang kependekan, kalung salib yang tidak biasa, dan selempang ungu yang sebenarnya hanya sebuah syal. Demikian lapor media Italia Gazzetta del Sud. Bukannya mengenakan kopiah (skullcap), pria malah pakai topi fedora yang tampak aneh.
Sebelum ketahuan sebagai kardinal palsu, Napierski sempat berbicara kepada wartawan. Ia mengaku, namanya Basilius dan bahwa ia anggota Gereja Ortodoks Italia. Napierski juga mengatakan kepada wartawan bahwa Gereja Katolik telah membuat "kesalahan serius" dengan mengizinkan para pastor yang dituduh melakukan kejahatan seks pindah ke paroki-paroki yang berbeda di tempat lain dan menutupi-nutupi skandal itu.
Penipu itu punya situs web. Di situsnya, ia mengklaim sebagai uskup dari sebuah organisasi Katolik yang disebut Corpus Dei. Di You Tube, Napierski juga mengunduh sejumlah video yang menjelaskan manfaat dari "praktik spiritual kuno tersembunyi tentang Yesus Yoga". Sementara di situs webnya ia menjelaskan bahwa ia sedang memerangi ajaran sesat dan gerakan palsu di dalam Gereja Katolik Roma.
Pejabat Vatikan mencoba mengecilkan insiden itu. "Saya sama sekali tidak menyadari hal itu. Saya berada di dalam aula dan semua yang berada di dalam benar-benar para kardinal," kata Juru Bicara Vatikan Pastor Federico Lombardi.
Langganan:
Postingan (Atom)